Manusia dilahirkan Disertai Bekal Hidupnya dengan Akal Sebagai Sarana Ikhtiar

Panduan Digital Media Mandiri (DMA)

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Panduan Telexfree Group Indonesia

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Panduan Manusia Membantu Manusia - 30 Persen

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Panduan Feedermatrik Group Indonesia

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Panduan Q-Bule Group Indonesia

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

26.1.14

Sejarah Uang


Dahulu, sebelum ditemukan uang, manusia melakukan barter/ tukar menukar barang secara langsung. Lalu manusia mulai melakukan “barter tidak langsung” menggunakan berbagai alat tukar untuk mempermudah pertukaran barang. Berbagai barang langka dan unik digunakan sebagai alat tukar, seperti batu yang langka, gigi buaya, kerang, garam, bahkan bulu elang sekalipun pernah digunakan sebagai alat tukar...

Dan konsep barang langka sebagai “penyimpan nilai/harga” masih berlaku sampai sekarang, seperti pada berlian dan berbagai perhiasan yang kita ketahui saat ini.

Seiring dengan berjalannya waktu & berkembangnya peradaban, emas mulai menjadi alat tukar yang dominan, karena sifat2 yang dimilikinya. Emas merupakan logam yang langka, mudah dibentuk, awet, dan tahan karat.

Sekitar 680 – 630 SM, di Lydia (sebuah kerajaan di Asia Minor di daerah Turki), emas mulai dicetak menjadi koin dengan standar ukuran & berat yang sama. Sejak saat itu, “KOIN EMAS” yang digunakan sebagai alat tukar mulai disebut sebagai “MONEY/UANG”.  

Dengan teknologi yang ada saat itu, setiap koin dibuat dengan ukuran dan berat yang sama, sehingga mudah dipertukarkan dan mempunyai nilai yang sama dimanapun. Koin emas mulai menjadi sangat berguna sebagai alat ukur & alat tukar. Manusia pun mulai bisa mengukur harga barang dan jasa dengan sejumlah koin emas.

Seiring dengan berkembangnya peradaban dan perdagangan internasional. Maka membawa uang dalam bentuk koin emas dalam jumlah yang banyak sangat merepotkan. Lalu muncullah “BANK” yang memberikan jasa untuk menyimpan koin emas kemudian memberikan “nota/ surat klaim/ sertifikat” atas penyimpanan sejumlah koin emas yang dimiliki oleh seseorang pada Bank tersebut.

Kemudian kertas nota/ sertifikat tersebut justru sering dipergunakan sebagai alat tukar layaknya emas itu sendiri. Bahkan lebih mudah dan nyaman, karena ringan dan tidak perlu menghitung satu persatu seperti jika bertransaksi dengan koin. Lalu kertas sertifikat itu disebut sebagai “CURRENCY/MATA UANG”.

Pada perkembangan berikutnya, Bank mulai menyimpan koin emasnya sendiri dan menerbitkan sertifikat atas emas tersebut lalu meminjamkannya & menarik bunga. Sehingga Bank tidak hanya mendapatkan pemasukan dari biaya penitipan koin emas, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari bunga atas pinjaman sertifikat emas mereka.

Sekitar tahun 1800an, Bank mulai menawarkan fasilitas simpanan terhadap sertifikat emas/ mata uang kertas, yang kemudian berkembang menjadi demand deposit (simpanan yang bisa diambil sewaktu waktu) dan time deposit (simpanan berjangka).

Jadi, dari perjalanan sejarah tersebut dapat kita ketahui bahwa kertas yang digunakan untuk transaksi itu adalah “CURRENCY/MATA UANG”.  Sedangkan “MONEY/UANG” adalah koin logam mulia (emas) yang disimpan oleh Bank.

Tanpa MONEY yang disimpan oleh BANK, maka CURRENCY tidak ada nilainya sama sekali.... Tanpa Money yang disimpan di Bank, Currency hanyalah lembaran kertas yang tidak akan bernilai lebih dari selembar kertas, dan Masyarakat tidak akan mau menggunakannya sebagai alat tukar...

Namun hal itu sekarang sudah SALAH KAPRAH... karena yang diketahui sebagian besar masyarakat saat ini adalah...
CURRENCY/MATA UANG = MONEY/UANGPadahal sebenarnya...CURRENCY/MATA UANG ≠ MONEY/UANG
Ibarat anda memasukkan baju anda ke laundry, maka anda akan mendapatkan nota atas baju yang anda laundry tersebut. Nota tersebut hanyalah kertas yang menyatakan bahwa anda yang memiliki baju tersebut.... Nota itu sendiri tidak akan ada nilainya tanpa baju anda. Jadi, yang mempunyai nilai sebenarnya adalah baju anda, bukan nota anda... Nota tersebut hanyalah selembar kertas yang menyatakan bahwa anda yang memiliki baju tersebut...

Begitu pula currency, itu hanyalah nota atas money... mata uang hanyalah lembaran kertas, mata uang bukanlah uang..., uang yang sesungguhnya adalah emas...  Mata uang kertas hanyalah nota yang menyatakan bahwa si pemegang nota tersebut memiliki sejumlah emas yang disimpan di Bank yang menerbitkan nota tersebut...

Anda dapat mengetahui perbedaan & persamaan Money vs Currency DISINI.

Salah kaprah tersebut muncul karena generasi Masyarakat berikutnya, tanpa disadari berpola pikir seperti “pola pikir monyet dalamkandang penelitian”...  pola pikir yang hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh generasi sebelumnya...

Ya... kita mempercayai begitu saja bahwa mata uang kertas itu adalah sesuatu yang benar2 bernilai dan berharga, hanya karena kita melihat generasi2 sebelum kita melakukan transaksi dengan kertas tersebut. Hingga hari inipun kita masih mempercayai bahwa kertas tersebut adalah sesuatu yang sangat bernilai...  Dan kita semua bekerja, hanya untuk mendapatkan kertas tersebut...!!! Bahkan ada yang rela melakukan apapun demi mendapatkan kertas tersebut...!!!

Kita mengikutinya karena kita semua sudah menganggap hal itu sebagai suatu kebenaran tanpa mempertanyakannya sama sekali..., apakah “currency” yang kita gunakan saat ini merupakan sertifikat atas “money” (emas yang disimpan di Bank)...? Atau hanya benar2 selembar kertas yang bisa di print begitu saja tanpa batas oleh Bank tanpa perlu mereka memiliki emas sebagai backup nilai yang sesungguhnya...?

Tanpa disadari, kita sudah terjebak dalam sistem keuangan yang merugikan kita. Kita sudah membenarkan kebiasaan, bukan membiasakan kebenaran... Karena ternyata..., currency yang kita gunakan saat ini hanyalah lembaran kertas yang diprint oleh pihak Bank tanpa batas... Bahkan dengan teknologi sekarang, currency tersebut hanya berupa angka digital dalam komputer perbankan...

Tanpa disadari... kita semua sudah menjadi budak dari kertas & angka digital tersebut...!!!  Lebih tepatnya, kita sudah menjadi budak dari mereka yang ngeprint kertas & ngetik angka digital tersebut...!!!

Currency yang ada di dunia saat ini bukanlah nota/ sertifikat atas emas lagi. Ya... currency saat ini tidak dibackup dengan emas sama sekali... Dan pada dasarnya, Bank bisa menciptakannya tanpa batas, baik kertas maupun digital... Bahkan, sekitar 90% Rupiah yang ada dalam peredaran saat ini hanya berupa angka digital yang hanya ada dalam komputer perbankan, sisanya yang sekitar 10% mempunyai bentuk fisik kertas maupun koin...  Pada pembahasan Rupiah nanti, anda akan melihat data tersebut...  :-)

Dan sebagian besar Masyarakat kita saat ini benar2 mempercayai bahwa mata uang kertas itu benar2 sesuatu yang bernilai dan berharga...  Namun, sebenarnya yang membuat kertas tersebut bernilai dan berharga adalah KEPERCAYAAN MASYARAKAT atas mata uang kertas tersebut....

Tanpa kepercayaan Masyarakat, maka mata uang kertas itu tidak ada nilainya... hanyalah selembar kertas biasa yang tidak akan lebih nilainya dari selembar kertas...!!!  Apalagi jika mata uang digital... adakah nilainya...???

Kepercayaan Masyarakat atas mata uang kertas & digital inilah yang dimanipulasi oleh para Bankir internasional untuk memperbudak dan menipu Masyarakat selama ini.... Ya, tanpa disadari kita semua sudah menjadi budak dari mereka yang ngeprint angka kertas & ngetik angka digital tersebut...!!!  

Pekerjaan yang kita lakukan selama ini, pastilah untuk mendapatkan angka tersebut...!!!  Kita bersekolahpun hanya untuk mendapatkan ijazah, yang merupakan tiket untuk mencari pekerjaan agar mendapatkan angka kertas & digital tersebut...!!!  Tanpa mendapatkan tiket tersebut, apakah anda masih mau bersekolah...??? 

Kepercayaan kita inilah yang selama ini mereka manfaatkan untuk melakukan fraud & scam atas kita semua...  Dan mereka terus melakukannya hingga hari ini & nanti, demi keserakahan mereka....

Sejarah Uang Dollar

Akibat gejolak politik yang berawal dari kepentingan ekonomi, pada 1913 para bankers AS menyatakan telah terjadi kekurangan mata uang di Amerika. Oleh sebab itu, pemerintah Amerika tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua emas cadangannya telah terpakai. 

Agar ada tambahan sirkulasi uang, sekelompok orang kemudian mendirikan satu bank yang dinamakan "The Federal Reserve Bank of New York", yang kemudian menjual stock yang dimiliki dan dibeli oleh mereka sendiri senilai US$ 450. 000. 000 melalui bank-bank: 
ü Rothschild Bank of London, 
ü Rothschild Bank of Berlin, 
ü Warburg Bank of Hamburg, 
ü Warburg Bank of Amsterdam 
(Keluarga Warburg mengontrol German Reichsbank bersama Keluarga Rothschild), 
ü Israel Moses Seif Bank of Italy, 
ü Lazard Brothers of Paris, 
ü Citibank, 
ü Goldman & Sach of New York, 
ü Lehman & Brothers of New York, 
ü Chase Manhattan Bank of New York, 
ü Kuhn & Loeb Bank of New York. 

Karena bank-bank tersebut mempunyai cadangan emas yang besar, maka bank tersebut dapat mengeluarkan mata uang yang dengan jaminan emas tersebut dan mata uang tersebut disebut "Federal Reserve Notes". Bentuknya sama dengan mata uang Amerika dan masing-masing dapat salingtukar. 

Untuk membayar bunga, pemerintah Amerika menciptakan income-tax. Jadi sebenarnya warganegara Amerika membayar bunga kepada Federal Reserve.Income tax dimulai tahun 1913, pada tahun yang sama Federal Reserve Bank didirikan. Seluruh income tax yang terkumpul dibayarkan ke Federal Reserve sebagai bunga atas pinjaman. 

Awal tahun 1929, Federal Reserve berhenti menerima uang emas sebagai bayaran. Yang berlaku hanya 'uang resmi'. Federal Reserve mulai menarik uang kertas yang dijamin emas dari sirkulasi dan menggantinya dengan 'uang resmi'. 

Sebelum tahun 1929 berakhir, ekonomi Amerika mengalami malapetaka (dikenal dengan masa 'Great Depression'). Tahun 1931, Presiden Amerika Hoover mengumumkan kekurangan budjet sebesar US$ 902. 000. 000. Tahun1932 Amerika menjual emas senilai US$ 750. 000. 000 yang digunakan untuk menjamin mata uang Amerika. 

Ini sama dengan 'penjualan likuidasi' sebuah perusahaan bermasalah. Emas yang dijual ini dibeli dengan potongan (discount rates) oleh bank internsional/bank asing (persis keadaannya seperti di Indonesia sekarang ini), dan pembelinyaadalah pemilik Federal Reserve di New York. 

Roosevelt melakukan serangkaian keputusan untuk melakukan reorganisasi pemerintahan Amerika sebagai suatu perusahaan. Perusahaan ini kemudian mengalami kebangkrutan. Amerika bangkrut karena tidak bisa membayar bunganya akibat berhutang kepada Federal Reserve. 

Akibat bangkrutnya Amerika, maka bank-bank yang merupakan pemilik Federal Reserve sekarang memiliki SELURUH Amerika, termasuk warganegaranya dan asset-assetnya. Negara Amerika bentuknya adalah anak perusahaan 
Federal Reserve. 

Tahun 1934 Roosevelt memerintahkan seluruh bank di Amerika untuk tutup selama satu minggu dan menarik emas dari seluruh warga AS dan juga mata uang yang diback-up emas dan menggantinya dengan "seolah-olah uang" (uang kartal) yang dicetak Federal Reserve. Tahun itu dikenang sebagai 'Liburan Bank Nasional'. 

Warga AS Dilarang Memiliki Emas 

Rakyat mulai menahan emasnya karena mereka tidak mau menggunakan kertas tak bernilai "seolah-olah uang". Karena itu Roosevelt pada tahun 1934 mengeluarkan perintah bahwa setiap warganegara dilarang memiliki emas, karena illegal. Para hamba hukum mulai melakukan penyelisikan pada orang-orang yang memiliki emas, dan segera menyitanya jika ditemukan. 

(Catatan: Pada saat itu rakyat yang ketakutan berbondong-bondong menukar emasnya dengan sertifikat/bond bertuliskan I. O. U yang ditandatangani oleh Morgenthau, Menteri 
Keuangan Amerika). Hal ini merupakan perampokan emas besar-besaran yang terjadi dalam sejarah umat manusia. Tahun 1976 Presiden Carter mencabut aturan ini. 

Tahun 1963 Presiden Kennedy memerintahkan Departemen Keuangan Amerika untuk mencetak uang logam perak. Langkah ini mengakhiri kekuasaan Federal Reserve karena dengan memiliki uang sendiri, maka rakyat Amerika tidak perlu membayar bunga atas uangnya sendiri. Lima bulan setelah perintah itu dikeluarkan, Presiden Kennedy mati dibunuh. 

Langkah pertama Presiden Johnson adalah membatalkan keputusan Presiden Kennedy dan memerintahkan Departemen Keuangan Amerika untuk menghentikan pencetakan mata uang perak sekaligus menarik mata uang perak dari peredaran untuk dimusnahkan. 

Pada hari yang sama Kennedy dimakamkan, Federal Reserve Bank mengeluarkan uang 'no promise' yang pertama. Uang ini tidak menjanjikan bahwa mereka akan membayar dalam mata uang yang sah secara hukum, tetapi mata uang ini merupakan alat pembayaran yang berlaku. 

Presiden Ronald Reagan merencanakan memperbaiki pemerintahanh Amerika sesuai dengan aturan konstitusi. Ia ditembak beberapa bulan kemudian oleh anak dari teman dekatnya Wakil Presiden George Bush. Reagan tidak mengeluarkan perintah baru dan pada tahun 1987 untuk melaksanakannya namun perintah tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah Amerika. 

Tahun 1993, James Traficant dalam pidatonya yang terkenal di Parlemen mengutuk sistem Federal Reserve sebagai suatu penipuan besar-besaran. Tak lama setelah itu ia menjadi korban penyelidikan korupsi sekali pun tidak ada tuntutan kepadanya selama bertahun-tahun. 

Pada tahun 2002, Traficant akhirnya terbukti korupsi. Ia mengatakan bahwa saksi-saksi yang melawan dia semuanya dipaksa untuk berbohong. Ia juga mengeluh karena tidak diperkenankan menghubungi semua orang yang menyelidikinya, sebagai saksi. Karena kebusukan sistem The Federal Reserve, penguasa AS anti Yahudi Henry Ford pernah berkata, "Barangkali ada bagusnya rakyat Amerika pada umumnya tidak mengetahui asal-usul uang, karena jika mereka mengetahuinya, saya yakin esok pagi akan timbul revolusi. "
Demikian sejarah kebusukan sistem mata uang kartal. Kita seharusnya dengan penuh kesungguhan mulai menggunakan kembali emas dan perak sebagai mata uang, bukan dollar, rupiah, dan uang kartal lainnya. Kita harus sadar, kaum Yahudi Internasional sepanjang sejarahnya terus menghimpun dan mengangkangi emas dan perak dari seluruh manusia non-Yahudi. 

Untuk melawan semuanya itu sebaiknya kita kembali kepada penggunaan emas dan perak sebagai mata uang dan juga sebagai investasi. Di Amerika Serikat saja, sejumlah warganegaranya telah lama aktif mengkampanyekan kembali penggunaan emas dan perak sebagai mata uang sejati (Liberty Dollar). Pelan tapi pasti, dunia akan kembali mempergunakan mata uang sejati ini. Mudah-mudahan kita tidak terlambat. 

Alasan pertama: sejarah membawa dollar menjadi mata uang internasional.

Dimulai dari perjanjian Bretton Woods setelah Perang Dunia 2 yang efeknya masih terasa hingga sekarang; perjanjian untuk menggunakan emas sebagai standar global nilai mata uang. Pada saat itu keadaan ekonomi negara-negara dunia, kecuali Amerika Serikat, hancur karena perang. Ini menyebabkan mereka bergantung pada pinjaman yang diberikan oleh Amerika.

Pinjaman ini diberikan dalam bentuk Dollar Amerika. Sebagai jaminan, Amerika menerima emas yang dimiliki negara-negara ini. Hasilnya, Amerika otomatis menguasai seluruh emas di dunia dan jadinya hanya Dollar Amerika yang nilainya disokong oleh emas.

Secara praktis, ini berarti Dollar Amerika telah menggantikan emas sebagai sumber likuiditas perekonomian dunia dan menjadi basis sistem keuangan dunia. Implikasinya, setiap negara membangun cadangan devisa dalam bentuk Dollar Amerika; cadangan Dollar diperlukan agar mata uang negara yang bersangkutan dapat ditukarkan dengan Dollar atau emas. Pada saat ini lah mata uang Amerika itu menjadi mata uang internasional.

Alasan kedua: resiko menjadi mata uang internasional

Tidak selalu menjadi mata uang internasional itu memberikan efek positif pada negara yang memiliki mata uang itu, dalam hal ini negara Amerika dengan Dollarnya. Banyak efek negatif yang dapat melanda Amerika saat mata uangnya menjadi mata uang internasional. Beberapa efek negatif menjadi mata uang internasional antara lain:
  1. Negara itu harus me-maintain trust, yang menyebabkan negara itu memiliki tugas yang berat untuk dunia.
  2. Apabila negara pemilik mata uang internasional tidak dapat me-maintain trust, maka dapat menyebabkan mata uang itu drop secara tiba-tiba.
  3. Akan lebih sulit dalam mengontrol likuiditasnya

Alasan ketiga: tidak semua mata uang yang kuat dapat menjadi mata uang internasional

Untuk menjadi mata uang internasional dibutuhkan pemilik yang kuat, dalam hal ini negara yang kuat. Menjadi mata uang yang kuat bukan berarti mampu untuk menjadi mata uang internasional. Ini disebabkan karena negara yang memiliki mata uang itu belum tentu memiliki kestabilan ekonomi dan politik yang baik. Padahal untuk menjadi mata uang internasional, dibutuhkan negara dengan keadaan ekonomi maupun politik yang stabil, karena sebagai mata uang internasional dibutuhkan kepercayaan dari dunia agar dunia menggunakannya.

Sebagai contohnya mata uang dari negara Iraq, yaitu Dinar. Walaupun saat ini Dinar sebagai salah satu mata uang yang terkuat, namun keadaan Iraq tidak stabil, karena perang, konflik dalam negeri, maupun perekonomiannya. Hal ini menyebabkan dunia tidak ingin mempercayakan mata uangnya kepada Dinar Iraq sebab walaupun mata uang itu terkuat, namun belum tentu dalam jangka panjang akan stabil.

Tidak stabil bisa terjadi karena perang yang makin menjadi-jadi atau konflik dalam negeri yang pada akhirnya dapat menyebabkan negara itu jatuh miskin lalu mata uangnya turun menjadi mata uang terlemah. Padahal menukarkan mata uang lalu menyimpannya adalah kegiatan jangka panjang, sehingga dibutuhkan kepercayaan yang besar dari dunia. Inilah sebab Dollar Amerika menjadi mata uang yang dipercayai dunia karena kondisi negaranya yang dapat diprediksi akan stabil dalam jangka panjang.

Jadi bukan karena Amerika negara adidaya lalu begitu saja menjadikan mata uangnya mata uang internasional atau bahkan ada campur tangan Yahudi.